contact person

Ibu Nuniek 021-36270101


robot forex trading otomatis

Senin, 25 Juli 2011

Jawaban untuk “Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling”


Tulisan opini keliru tentanghomeschooling di Yahoo! News Indonesia,
*Baca juga tanggapan praktisihomeschooling di sana. Seru!
Berikut jawabanku di kolom komentar:
Wahai Penulis, Anda dibayar mahal oleh Yahoo Indonesia, lalu kenapa Anda malas riset padahal keluarga homeschooling Indonesia banyak yang sudah bisa dihubungi lewat blog homeschooling mereka masing-masing?
Anda salah besar soal kekurangan homeschooling.
1. Kurangnya disiplin. Salah! Untuk homeschooling dituntut kedisiplinan yang tinggi dari dalam diri anak itu sendiri. Anak homeschooling akan lebih banyak berlatih disiplin dan berinisiatif daripada anak sekolah yang disuruh-suruh terus oleh gurunya.
2. Minimnya kompetisi. Salah! Banyak anak homeschooling yang memilihhomeschooling karena ingin menang dalam kompetisi sesuai bakatnya,programming, olahraga, seni, spelling bee, robotik, dan sebagainya. Mereka tidak takut kompetisi karena mereka berada pada posisi yang menguntungkan untuk MENANG.
3. Belum ada standardisasi kurikulum. Justru kebaikan homeschoolingkarena bisa menyesuaikan kurikulum dengan keunikan tiap-tiap anak.Ketika anak homeschooling ikut ujian persamaan dari pemerintah, mereka pasti harus belajar mengikuti kurikulum nasional.
4. Sosialisasi. Kurang tantangan? Anda salah! Menjadi anak homeschoolinglebih berat karena orang-orang sekitar akan melecehkan dan anak harus berani menjadi lain sendiri. Kalau ada anak orang lain yang berani melakukan bullying seperti yang kerap terjadi di sekolah, keluarga homeschoolingakan melakukan tindakan penanganan yang wajar kita lakukan di masyarakat beradab, yaitu: melaporkan pada pihak berwajib, bukan menahan penderitaan sampai dia lulus sekolah. Anak-anak homeschooling akan menjadi agen perubahan bermental baja yang berani membela kebenaran dan keadilan, bukan orang-orang lemah yang terbiasa dan pasrah dengan kecurangan dan kekejian.
5. Masalah keuangan? Salah! Keluarga homeschooling menghemat uang pangkal, SPP, seragam, dan lain-lain. Yang semuanya bisa dialihkan untuk membeli buku-buku yang lebih penting untuk pendidikannya, atau biaya homestay ke luar negeri sehingga mereka bisa menjelajah dunia kalau mau. Orangtua homeschoolingpunya kekuasaan penuh untuk menentukan biaya pendidikan anaknya. Mereka tidak perlu mengeluh betapa mahalnya biaya pendidikan seperti orangtua lain yang pilih sekolah.
Menurutku kekurangan homeschooling yang sesungguhnya adalah: selalu ada pengkritik kurang info seperti ini, dan keluarga homeschooling terpaksa meladeni mereka dalam hidup sehari-hari. Tidak terasa berat selama kita tidak mencaripersetujuan orang lain dan tetap fokus pada tujuan memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak.
*Kenapa tulisan itu masuk kolom News kalau cuma opini tak berdasar ya? Aneh

Obrolan perlu tidaknya izasah


Aku termasuk yang berpendapat anakhomeschooling bisa saja sukses tanpa ijazah selama minat dan bakatnya tergali dengan baik.
Tetapi kalau menghendaki, ijazah itu mudah saja sih didapatkan dengan Ujian Kesetaraan dari pemerintah maupun ujian dariUniversity of Cambridge yang diakui secara internasional.
Meskipun begitu, secara realistis aku tidak bisa membayangkan pekerjaan (rendahan) macam apa yang bisa didapatkan dengan mengandalkan ijazah Paket C.
Jadi menurutku, pilihan yang ada, anak-anak homeschooling dengan ijazah Paket C itu bisa:
1. melanjutkan kuliah sesuai minat, sama seperti lulusan SLTA formal
2. tidak kuliah, dan mencari sumber penghasilan yang tidak mengandalkan ijazah, seperti menjadi wirausaha, menjual jasa dan keahlian, memanfaatkan bakat seni, dan sebagainya
3. terserah, memanfaatkan kesempatan apa saja yang ditawarkan kehidupan mereka masing-masing.
Ceritanya, suatu hari aku sesumbar di Facebook, anak homeschooling juga bisa saja memilih tak punya ijazah. Asal yakin dengan kemampuannya. Aku sendiri tidak pernah memperlihatkan ijazahku pada klien-klienku. Dan mereka percaya-percaya saja bahwa aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan baik.
Seorang bapak, sebut saja namanya Pak Iwan, protes, dan mengatakan bahwa ijazah itu tetap penting. Dia menceritakan, untuk memenangkan proyek, dia memerlukan ijazah minimal S2.
Yang aneh, Pak Iwan ini tak punya ijazah.
Jadi bagaimana cara Bapak mendapatkan proyek-proyek itu? tanyaku.
Jawabnya, dia mempekerjakan bawahan yang punya ijazah, sebut saja namanya Rudi.
Apakah Pak Rudi, bawahan ini bisa mendapatkan proyek, tanpa ada Pak Iwan? Tidak. Pengetahuan (dan keberanian?) untuk mendapatkan proyek itu seorang diri, tidak ada pada Pak Rudi.
Kataku, Pak Iwan sendiri mengakui tidak punya ijazah dan tetap bisa mendapatkan proyek tanpa ijazah. Jadi ijazah itu perlu apa tidak ya?
Pak Iwan lalu menanyakan apakah aku sudah makan nasi malam itu. Mungkin pendapatku terlalu radikal baginya. Dia tidak pernah muncul lagi di Facebook sejak itu. Mungkin akunku sudah diblokirnya. Hihihi. Tidak masalah karena kami masihconnected di tempat lain.
*Semua nama telah diganti untuk melindungi yang tak bersalah dan menghindari tuntutan hukum di kemudian hari.

http://homeschooling-indonesia.com
source: 

Tanpa Ijazah, Joichi Ito Menjadi Direktur Media Lab di MIT




Joichi Ito, dari Jepang, terpilih menjadi direktur Media Lab di Massachusetts Institute of Technology (MIT) meskipun tidak memiliki ijazah dari universitas, dengan mengalahkan 250 kandidat. Prestasi dan perjalanan kariernya luar biasa sekali. Selengkapnya baca di situs New York Times:


M.I.T. Media Lab Names a New Director.
JOHN MARKOFF
Published: April 25, 2011
Joichi Ito is a 44-year-old Japanese venture capitalist who does not have a college degree but has worked with several Internet organizations and invested in start-ups.


Jabatan universitas bergengsi pasti tidak jatuh begitu saja dari pohon, perjuangannya seperti apa ya, pasti mahaberat. (MIT gitu loh! MIT! Masuk kuliah ke sana aja susah setengah mati, apalagi jadi direktur lab.). Aku membayangkan, mungkin orang-orang sekeliling dia mencemooh,”Ijazah S1 aja nggak punya, kok mau jadi direktur lab MIT. Mimpi kaliiii… Kamu nggak mungkin terpilih.”
Joichi Ito mungkin bilang,”AKU NGGAK PERCAYA.” Dia mencalonkan diri, dan karena prestasi dan reputasinya memang luar biasa, dia mengalahkan 250 kandidat lain yang punya ijazah profesor doktor. Mungkin …
Artikel di New York Times itu dibuka dengan kalimat:
Selama berabad-abad, ijazah bersinonim dengan universitas-universitas di negeri ini… (Amerika Serikat, maksudnya.)
Joichi Ito telah membuka lembaran sejarah baru. Dia menolak memercayai “tidak mungkin sukses tanpa ijazah”.
Selama ini kita diajari “tidak mungkin sukses tanpa ijazah.” Dan karena banyak orang beriman pada kalimat itu, setiap ada berita yang membuktikan sebaliknya, yaitu “mungkin saja sukses tanpa ijazah,” mereka menolak mentah-mentah. Kalau aku sebutkan seribu nama orang yang sukses tanpa ijazah, mereka tetap tidak percaya. Bahkan pada saat dirinya sendiri yang sukses tanpa ijazah, mereka menolak untuk mempertanyakan keyakinannya itu. Aneh ya?
Ada orang yang ingin bicara statistik. Menurut dia, yang tidak sukses tanpa ijazah itu lebih banyak. Begini. Orang-orang yang percaya bahwa dirinya bisa sukses tanpa ijazah, mereka benar. Orang-orang yang percaya bahwa dirinya tidak akan sukses tanpa ijazah, mereka juga benar. Nah, sekarang, manakah yang lebih banyak?
Kalau ada orang mengatakan kamu tidak mungkin sukses dalam hidupmu karena (tidak punya ijazah, tidak ganteng, bukan orang Jawa, tidak punya koneksi, tidak tinggal di Jepang, dan lain-lain), tipsnya satu: jangan percaya.
Foto: Kirainet, Flickr


Dalam artikel di Republika yang melansir pendapat Wakil Mendiknas, Fasli Jalal:

Masalah pengangguran terus menggelayuti negeri ini. Bahkan hampir 30 persen lulusan terdidik di Indonesia, baik dari tingkat SD hingga lulusan kampus tak terserap dunia kerja. Bahkan penyumbang paling dominan pengangguran tersebut adalah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi.


Intinya, persoalan munculnya pengangguran dari lulusan perguruan tinggi itu tidak bisa dijawab dengan selembar ijazah.



Banyak orang tidak mengerti mengapa ada orangtua homeschooling yang membebaskan anak-anaknya tidak memiliki ijazah sekolah, dan menganggap orangtua homeschooling yang demikian itu idealis dan tidak realistis. Padahal Wakil Mendiknas saja sudah mengakui secara publik bahwa mengandalkan ijazah saja tidak ada manfaatnya.
Jadi sebenarnya orangtua homeschooling itu malah sangat realistis dan pragmatis, dan yang sedang berada dalam utopia itu adalah orang-orang yang masih mendewa-dewakan ijazah.
Tidak usah menunggu 10-20 tahun lagi untuk buktinya, sekarang pun kalau kamu punya kemampuan yang riil dan bermanfaat bagi orang lain, tidak ada yang merasa perlu menanyakan ijazahmu dan mereka akan bersedia membayar bayaran mahal yang kamu minta. Sedangkan lulusan perguruan tinggi yang berijazah tanpa kemampuan yang bisa diandalkan, seperti artikel berita tadi, hanya menambah-nambahi angka pengangguran saja.
If you’re AWESOME, nobody cares about your diploma or degree! Really!

Peminat homeschooling dari Indonesia meningkat

Peminat homeschooling dari Indonesia meningkat


Beberapa hari yang lalu, ada informasi menarik mengenai fenomena homeschooling di Internet. Menurut informasi dari Diane Flynn Keith, pendirihttp://homefires.com yang juga moderator sebuah milis homeschooling, saat ini sedang terjadi peningkatan besar dalam pencarian informasi mengenai homeschooling dari Indonesia.

Informasi ini diperoleh Diane dari seorang ibu yang hadir dalam presentasinya mengenai homeschooling di Silicon Valley, California. Pada waktu itu Diane sedang membahas mengenai pesatnya pertumbuhan homeschooling di penjuru dunia. Dan seorang ibu tadi mengkonfirmasi informasi Diane dengan mengirimkan sebuah link Google Trend:

http://www.google.com/trends?q=home+schooling&ctab=0&geo=all&date=all&sort=0 


homeschoolingbisa juga diterima kuliah lho dengan ijazah Paket C. SMPTN 2011 Selamat ya!



Dari status Facebook Bu Yayah Komariah (Komunitas Berkemas), blog Mbak Ary, Mbak Moi, Mbak Raken, dan Pak Aar, aku membaca berita bahwa sembilan anakhomeschooling diterima di perguruan tinggi negeri. Hebat ya! Tuh kan, homeschoolingbisa juga diterima kuliah lho dengan ijazah Paket C. Selamat ya!
Anak-anak homeschooling tersebut antara lain diterima di Universitas Negeri Padang, Universitas Indonesia, dan Universitas Brawijaya Malang.
Jadi tidak masalah kalau homeschooling ingin meneruskan kuliah. Yang penting lulus ujian dan mampu bayar kuliah. ;)
Semoga menjadi penyemangat keluarga homeschooling yang ingin mengikuti jejak para senior… Semangat, keluarga homeschooling Indonesia!
http://homeschooling-indonesia.com/
source : 

Sabtu, 23 Juli 2011

Kajian Homeschooling di AS: Secara Akademik Mereka Lebih Berprestasi

Kajian Homeschooling di AS: Secara Akademik Mereka Lebih Berprestasi
study time for the college athlete
1. Kajian terbaru tentang homeschooling dari NHERI (The National Home Education Research Institute) memperkirakan ada lebih dari 2 juta anak homeschooling di di Amerika Serikat pada musim semi 2010, atau sekitar 4% dari seluruh anak usia sekolah. Ini artinya 1 di antara 25 anak adalah anakhomeschooling. Dr. Brian D. Ray yang memimpin kajian tersebut mengatakan bahwa jumlah anak-anak homeschooling terus bertambah secara kontinu dan hasil kajian ini menampik pernyataan homeschooling hanya tren yang akan segera berlalu. Unduh laporannya di sini.
2. Kajian berjudul “Exploring Academic Outcomes of Homeschooled Students” yang mencakup praktisi homeschooling di college berukuran sedang di  Midwest bagian atas mengungkapkan bahwa homeschooler meraih hasil ujian AP (advanced placement) dan GPA (grade point average, indeks prestasi) yang lebih tinggi, dan memiliki tingkat kelulusan yang lebih tinggi daripada rekannya dari sekolah negeri.
Ini artinya, bertentangan dengan tuduhan tak berdasar bahwa homeschoolingmenghasilkan ‘lulusan’ yang tidak siap kuliah secara akademik, mereka lebih unggul daripada lulusan sekolah, baik sebelum maupun selama masa kuliah.


Source : Home schooling.com

Jumat, 22 Juli 2011

Sekolah tehnik informatika swasta terbaik di Indonesia


Jurusan KEDOKTERAN terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UI – Jakarta (Indeks : 14,06)

02. UGM – Yogyakarta (14,01)
03. UNAIR – Surabaya (12,3)
04. UNPAD – Bandung (12,0)
05. UNDIP – Semarang (9,6)

Jurusan INFORMATIKA atau ILMU KOMPUTER terbaik,terfavorit,terunggul

#01. ITB – Bandung (Indeks : 12,4)

02. IT Telkom – Bandung (12,2)

03Univ. Bina Nusantara – Jakata(11,4)

04Univ. Gunadarma – Jakarta (10,0)

05UI – Jakarta (9,5)

06.ITS – Surabaya (7,03)
07.UGM – Yogyakarta (7,00)
08.Univ. Tarumanegara – Jakarta (4,0)
09.Univ. Trisakti – Jakarta (3,9)
10. Univ. Pelita Harapan – Jakarta (3,1)

Jurusan AKUTANSI terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UI – Jakarta (Indeks :11,9)

02. UGM – Yogyakarta (11,3)
03. UNPAD – Bandung (7,8)
04. UNAIR – Surabaya (7,1)
05. UNDIP – Semarang (7,1)

Jurusan HUKUM terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UGM – Yogyakarta (Indeks : 10,3)

02. UI – Jakarta (9,7)
03. UNPAD – Bandung (9,4)
04. UNAIR – Surabaya (7,9)
05. UNDIP – Semarang (6,7)

Jurusan ILMU KOMUNIKASI terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UI – Jakarta (Indeks : 13,4)

02. UNPAD – Bandung (9,1)
03. UGM – Yogyakarta (8,3)
04. UNHAS – Ujung Pandang (7,0)
05. UNS – Surakarta (6,6)

Jurusan MANAJEMEN terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UI – Jakarta (Indeks : 10,7)

02. UGM – Yogyakarta (9,7)
03. UNPAD – Bandung (6,7)
04. UNAIR – Surabaya (6,4)
05. Univ. Trisakti – Jakarta (5,8)

Jurusan SASTRA INGGRIS terbaik,terfavorit,terunggul

#01. UI – Jakarta (Indeks : 10,7)

02. UGM – Yogyakarta (10,4)
03. Univ. Kristen Petra – Surabaya (6,4)
04. UNPAD – Bandung (5,5)
05. UNDIP – Semarang (5,2)

Jurusan TEKNIK ARSITEKTUR terbaik,terfavorit,terunggul

#01. Univ. Katholik Parahyangan (UNPAR) – Bandung (Indeks :10,2)

02. UGM – Yogyakarta (10,1)
03. ITB – Bandung (9,8)
04. Univ. Kristen Petra – Surabaya (9,2)
05. UI – Jakarta (9,1)

Jurusan TEKNIK INDUSTRI terbaik,terfavorit,terunggul

#01. ITB – Bandung (Indeks : 12,9)

02. ITS – Surabaya (11,1)
03. Univ. Trisakti – Jakarta (7,1)
04. UI – Jakarta (7,0)
05. Univ. Islam Indonesia – Yogyakarta (6,9)

Berikut ini adalah susunan peringkat 10 besar
 Universitas Di Indonesia berdasarkan Webometrics Ranking 
of World Universities,
 Laboratorium Cybermetrics :

Peringkat di Indonesia
Peringkat di Asia Tenggara
Peringkat di Dunia
Nama Universitas Berdasarkan Peringkat di Indonesia, Asia Tenggara, Dan Dunia

1–8–818 Universitas Gajah Mada
2–9–825 Institute Teknologi Bandung
3–19–1290 Universitas Indonesia
4–52–2034 Universitas Pendidikan Indonesia
5–46–2266 Universitas Kristen Petra
6–56–2475 Universitas Pertanian Bogor
7–57–2477 Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
8–59–2542 Universitas Brawijaya
9–61–2623 Universitas Gunadarma
10–67–2843 Institute Sepuluh November Surabaya

* Kenapa 10 PT ini dipilih dunia kerja..?
KARENA LULUSANNYA MEMILIKI KARAKTER

* Karakter seperti apa yg dinilai PENTING oleh Dunia Kerja..? 
INILAH RANGKING 10 KARAKTER DIMAKSUD :

1. Mau bekerja keras
2. Kepercayaan diri tinggi
3. Mempunyai Visi kedepan
4. Bisa bekerja dalam Tim
5. Memiliki kepercayaan matang
6. Mampu berpikir analitis
7. Mudah beradaptasi
8. Mampu bekerja dalam tekanan
9. Cakap berbahasa Inggris
10. Mampu mengorganisasi pekerjaan

* Bagaimana agar lulus PT dengan berkwalitas..? 
INILAH 6 TIPS DARI DUNIA KERJA berdasarkan rangkingnya :

1. Aktif berorganisasi
2. Mengasah bahasa Inggris
3. Tekun belajar
4. Mengikuti perkembangan informasi
5. Memiliki pergaulan luas
6. Mempelajari aplikasi komputer

* Bagaimana Dunia kerja menjaring pekerjanya..? 
INILAH 8 SYARAT YG HARUS DIPENUHI (berdasrkan rangking):

1. Indek prestasi komulatif
2. Kemampuan bahasa Inggris
3. Kesesuaian program studi dengan posisi kerja
4. Nama besar Perguruan Tinggi
5. Pengalaman kerja/magang
6. Kemampuan aplikasi komputer
7. Pengalaman organisasi
8. Rekomendas